Pesan

Makasih udah liat Blog ini,Salam Fotografi

Kamis, 28 Juli 2011

Nikon D3100 review

Oke guys gua kali ini pengen nge-post tentang re-view kamera Nikon d3100,yuuuk di intip :)

Pada pertengahan Agustus 2010,Nikon Corp meluncurkan produk kamera terbaru bernama D3100 yang diposisikan untuk mengisi segmen entry level yang sebelumnya ditempati oleh D3000. Hadir dengan bodi yang persis sama seperti D3000, produk anyar ini justru mengejutkan dengan menawarkan fitur movie recording yang sebelumnya hanya ada di DSLR Nikon yang punya harga jual lebih tinggi. Tidak tanggung-tanggung, D3100 justru menjadi DSLR pertama Nikon yang sanggup merekam video dengan resolusi full High Definition atau 1920 x 1080 piksel, bahkan kamera sekelas D3S pun hanya menawarkan resolusi HD 1280 x 720 piksel saja.
Hal ini tentu kabar baik bagi mereka yang menantikan era video recording berkualitas yang terjangkau. Bila sebelumnya fitur movie hanya dijumpai di kamera sekelas Nikon D5000 atau Canon EOS 500D, maka DSLR murah kini juga menyediakn fitur serupa (sebelumnya dipelopori oleh Pentax K-x) dan Nikon D3100 menjadi produk DSLR murah kedua yang membolehkan pemakainya untuk berkreasi dengan merekam video. Hebatnya, fitur movie di D3100 ini sudah mendukung continuous AF sehingga tak perlu lagi mengatur ring manual fokus saat sedang merekam video.
Hadir dengan lensa kit AF-S 18-55mm VR, D3100 yang dijual di kisaran 7 jutaan juga menonjolkan sederet fitur hebat lainnya seperti ISO maksimum 12800 dan EXPEED 2 engine processor. Meski tidak ada perbedaan bentuk fisik (bodi) kamera antara D3000 dengan D3100, namun Nikon kali ini benar-benar melakukan perubahan pada ‘jeroannya’. Sensor di D3100 ini pun sudah memakai sensor CMOS beresolusi 14 MP (sebelumnya sensor CCD beresolusi 10 MP). D3100 masih menawarkan 11 titik AF yang fleksibel, plus dukungan layar LCD 3 inci beresolusi 230 ribu piksel. Bisa dibilang D3100 adalah  DSLR entry-level paling sarat fitur yang pernah dibuat oleh Nikon.
Melihat peningkatan yang pesat pada D3100 ini, ada dugaan Nikon akan menghentikan kelanjutan produk D5000 yang serba tanggung dalam hal fitur dan harga. Bisa jadi kedepannya Nikon hanya akan mengandalkan satu produk saja untuk mengisi segmen pemula (yaitu D3100 ini), sedangkan pada segmen semi-pro diprediksi Nikon juga akan melebur dua kelas yaitu D90 dan D300 (dirumorkan akan bernama D95). Kuat dugaan kebijakan ini diakibatkan oleh kondisi resesi ekonomi global yang memaksa produsen membuat segmentasi produk yang simpel dan jelas.
Sebagaimana layaknya DSLR pemula, Nikon D3100 juga tidak dipersenjatai dengan kendali eksternal yang rumit sehingga tetap tampil simpel dengan jumlah tombol yang seadanya. D3100 juga tidak memiliki motor AF di dalamnya sehingga bila dipasang lensa lama yang tidak memiliki motor, maka pengaturan fokusnya hanya bisa dilakukan secara manual. Soal kinerja juga tentunya dibuat sesuai dengan harganya, dengan kecepatan shutter maksimum 1/4000 detik dan burst 3 frame per detik saja.
Berikut spesifikasi lengkap dari Nikon D3100 :
  • Sensor CMOS 14 MP (23.2 x 15.5 mm)
  • Live View
  • Continuous AF pada video mode/live view
  • LCD 3 inci  (tidak bisa dilipat-putar/swivel)
  • ISO 100 – 3200, bisa diangkat hingga 12800
  • Flash sync 1/200 detik
  • 11 titik AF (multi CAM 1000)
  • Quiet Shutter Release Mode
  • Usia shutter 100.000 kali pakai
  • 420-pixel RGB 3D Color Matrix II metering sensor
  • HD Video 1920 x 1080p 24 fps dan 1280 x 720p 30 fps/24 fps
  • AVCHD video codec (H.264), HDMI out
  • EXPEED2 processor
  • Pengguna bisa menyimpan picture profiles
  • Video editing didalam kamera
  • Burst 3 fps saja
Berikut Bentuk alias Penampakannya :)








Ini guys Video Hands-on-Review Nikon D3100


Sumber : kamera-gue.web.id
              Youtube

Rabu, 27 Juli 2011

About ISO

Hey guys,akhirnya bisa bantu dengan posting lg hahaha, kali ini pengen posting tentang ISO serta pemahamannya (dari buku gua) bagi para fotografer sekalian :) 

Memahami ISO

ISO, secara garis besar berarti ukuran sensitivitas sensor kamera digital terhadap cahaya. ISO adalah singkatan dari International Standart Organization, ISO digunakan sebagai standard pengukuran kepekaan sensor dalam fotografi. Sebelum ada ISO, dulu para fotografer menggunakan standard ASA (American Standard Association), kecuali di Eropa yang menggunakan standard DIN (Deutsches Institut für Normung) .ISO menjadi jembatan untuk menyatukan kedua standard tersebut. Kini di belahan manapun orang menggunakan ISO sebagai standardnya.

Di era digital seperti sekarang, seorang fotografer banyak sekali diberikan kemudahan karena dapat berganti-ganti ISO dalam satu pemotretan dengan mudah. Saat era kamera analog, fotografer harus menyiapkan beberapa film untuk mengantisipasi perbedaan kondisi cahaya. Film yang digunakan untuk outdoor jika digunakan untuk kondisi indoor (apalagi malam hari) akan kesulitan menangkap cahaya, akibatnya foto yang dihasilkan akan under exposure. Apabila dipaksakan pun akan terlihat grain yang cukup menonjol. Grain adalah semacam bintik-bintik yang ada didalam foto karena detail ak mampu tertangkap film/sensor

Berbeda dengan kondisi sekarang, kita tinggal mengganti settingan dalam tombol kamera kapan saja. Dalam kondisi cahaya banyak kita bisa memakai ISO rendah, ketika kita masuk dalam ruangan dengan cahaya minim, kita tinggal ganti settingannya saat itu juga ke ISO dengan kecepatan tinggi.

Dalam Fotografi digital, kamera biasanya dilengkapi dengan ISO 100,200,400,800, dan 1600, bahkan ada yang 3200. Ada beberapa kamera kelas atas yang dilengkapi dengan ISO 6400.
  • ISO 100 biasa disebut dengan ISO kecepatan rendah
  • ISO 200 - ISO 400 biasa disebut ISO kecepatan menengah,biasa digunakan untuk kondisi berawan atau di dalam ruangan
  • ISO 800 keatas, disebut ISO dengan kecepatan tinggi, biasa digunakan untuk pemotretan pada kondisi cahaya minim.

Standarnya dikenal dengan ISO 5800:1987 dari International Organization for Standardization (ISO) yang menetapkan skala linear dan skala logaritmik untuk mengukur kecepatan film. Skala linear ISO dikenal dengan ASA.

Sumber Skala: Wikipedia.org


Skala linear ISO
(ASA)
Skala log ISO
(DIN)
GOST
(Soviet pra-1987)
Contoh film
6Kodachrome
810°
1011°
1212°11
1613°11
2014°16
2515°22Agfacolor lama, Kodachrome 25
3216°22Kodak Panatomic-X
4017°32Kodachrome 40 (film)
5018°45Fuji RVP (Velvia)
6419°45Kodachrome 64, Ektachrome-X
8020°65Ilford Commercial Ortho
10021°90Kodacolor Gold, Kodak T-Max (TMX)
12522°90Ilford FP4, Kodak Plus-X Pan
16023°130Fuji NPS, Kodak High-Speed Ektachrome
20024°180Fujicolor Superia 200
25025°180
32026°250Kodak Tri-X Pan Professional (TXP)
40027°350Kodak T-Max (TMY)
50028°350
64029°560Polaroid 600
80030°700Fuji NPZ
100031°700Ilford Delta 3200
125032°
160033°1400–1440Fujicolor 1600
200034°
250035°
320036°2800–2880Konica 3200
400037°
500038°
6400
39°

Selasa, 26 Juli 2011

About Exposure

Oke guys akhirnya gua ngepost lg aja.Kali ini gua bakal post tentang Exposure. Sebenernya Exposure adalah salah satu hal yang (sangat) penting bagi hasil foto yang akan dijepret.Berikut pembahasannya di mari haha~

Exposure


Mengenal lebih jauh tentang exposure dalam fotografi dan teknik kamera

Exposure adalah istilah dalam fotografi yang mengacu kepada banyaknya cahaya yang jatuh ke medium (film atau sensor gambar) dalam proses pengambilan foto.
Untuk membantu fotografer mendapat setting paling tepat untuk Exposure, digunakan lightmeter. Lightmeter, yang biasanya sudah ada di dalam kamera, akan mengukur intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera. Sehingga didapat Exposure normal.

Hal-hal yang mempengaruhi Exposure

Exposure dipengaruhi oleh tujuh hal, yaitu:
  1. Jenis dan intensitas sumber cahaya
  2. Respon benda terhadap cahaya
  3. Jarak kamera dengan benda
  4. Shutter speed.
  5. Bukaan.
  6. Ukuran ISO/ASA film yang digunakan.
  7. Penggunaan filter tertentu.

Pengaruh tingkat Exposure

Tingkat Exposure akan mempengaruhi tingkat keterangan foto secara keseluruhan.
Selain itu, respon tiap benda di dalam satu karya fotografi akan berbeda, sehingga dengan pengolahan yang tepat fotografer bisa mengatur emphasis yang dihasilkan.

Exposure tidak normal

Ada dua jenis Exposure tidak normal yang sering ditemui di dalam karya fotografi, yaitu over eksposure dan under exposure.
Overexposure adalah keadaan foto yang dipajan lebih lama dari yang diinstruksikanlightmeter atau subjek yang ditangkap lebih terang dari sebenarnya. Sementaraunder exposure adalah keadaan sebaliknya.
Tidak ada ukuran benar atau salah untuk penentuan Exposure. Seluruhnya tergantung tingkat emphasis dan hasil foto yang diinginkan fotografer.

Nilai Exposure

Seperti kita ketahui bahwa cahaya luar akan diteruskan oleh lensa menuju ke atas focal plane. Dalam perjalanannya, cahaya tersebut melewati rintangan-rintangan optik sepanjang jajaran lensa dan sebagian darinya akan diredam (karena tidak mempunyai amplitudo/intensitas yang cukup siknifikan), atau terpantul oleh permukaan tiap-tiap jajaran lensa hingga mempengaruhi akurasi warna pada hasil foto akhir, menimbulkan efek flare atau ghosting artifact/motion blur; sebagai akibat dari sifat lensa yang meneruskan, membiaskan, meredam, memantulkan cahaya.
Ini berarti bahwa, walaupun lensa-lensa komersial telah ditera berdasarkan standar CCI (Colour Contribution Index) yang ditetapkan oleh IOS (International Organization for Standardization), penggunaan bahan gelas/kaca yang berbeda untuk tiap-tiap lensa beserta jenis coating yang dipakai akan berpengaruh pada lebar spektrum dan intensitas cahaya yang sampai ke permukaan focal plane.
Pada sekitar tahun 1950, konsep mengenai en:exposure value dikembangkan di Jerman untuk menyederhanakan pengukuran cahaya yang jatuh ke atas focal plane dengan menghilangkan parameter lensa untuk mendefinisikan nilai Exposure yang absolut menjadi relatif.
Nilai Exposure absolut menurut standar fotometri didefinisikan sebagai daya pendar (, bukan intensitas) cahaya yang terjadi di atas focal plane pada rentang waktu tertentu, dirumus: [1]
H + Et
di mana:
  • H adalah nilai Exposure/luminous exposure (lux detik)
  • E adalah tingkat iluminasi pada focal plane (lux)
  • t adalah rentang waktu iluminasi (detik)
Nilai Exposure relatif yang lebih sering dipakai dalam fotografi didefinisikan dari parameter kamera yang berpengaruh terhadap tingkat iluminasi pada focal plane, yaitu en:aperture dan en:shutter speed. Rumus yang digunakan adalah:
EV = log2 N2 / t'
di mana:
  • EV adalah nilai Exposure (stop)
  • N adalah nilai aperture (f-number)
  • t adalah nilai shutter speed/rentang waktu iluminasi (detik)
Nilai Exposure serupa menurut proposal standar sistem APEX (Additive system of Photographic Exposure) dari ASA (American Standards Association) adalah penyederhanaan formulasi logaritmik di atas menjadi aritmatik:
Ev= Av + Tv
di mana: Av (nilai aperture) and Tv (nilai rentang waktu iluminasi) didefinisikan:
Av = log2 A2
dan
Tv = log2 (1/T)
dengan
  • A adalah nilai aperture (f-number)
  • T adalah rentang waktu iluminasi/shutter speed (detik)
  • Ev adalah nilai Exposure (stop)
  • Av adalah nilai f-stop (stop)
  • Tv adalah nilai shutter-stop (stop)

Nilai Exposure yang menunjukkan tingkat iluminasi, baik absolut maupun relatif, tidak mewakili tingkat visibilitas pada akhir foto, sehingga pada kamera biasanya dilengkapi dengan exposure meter indicator yang berfungsi sebagai panduan untuk menentukan mid-tone pada setiap ISO setting dari tiap-tiap area metering, misalnya: spot, matriks, dll.

Exposure bracketing

[Image]

Shutter Speed cepat, Exposure pendek
[Image]

Shutter Speed lambat,Exposure panjang

Definisi f-stop sesuai rumus di atas adalah nilai logaritmik dari f-number namun sering kita jumpai penyebutan f-stop dengan penggunaan nilai f-number, yang lebih populer daripada penyebutan shutter stop dengan penggunaan nilai shutter speed. Penyebutan f-stop tersebut dimaksudkan untuk teknik exposure bracketing dengan f-number yang disebutkan dan nilai shutter divariasi pada area mid-tone untuk menghasilkan nilai Exposure relatif misalnya -4ev, -2ev, 0ev, +2ev, +4ev. Penggunaan bracketing semacam ini populer pada fotografi HDR untuk menghindari ghosting artifact akibat perbedaan DOF (depth of field) dari beberapa nilai f-number.
Exposure bracketing juga dapat dilakukan dengan menaikkan shutter 1 stop dan menurunkan f-number 1 stop untuk mendapatkan nilai Exposure yang sama. Hasil foto untuk bracketing semacam ini dapat menimbulkan motion blur akibat perbedaan penggunaan shutter speed, seperti tampak pada gambar di samping.

Exposure sebagai tingkat Visibilitas

Tingkat iluminasi yang terjadi di atas focal plane, walaupun bernilai sama, dapat menghasilkan foto dengan efek pencahayaan yang berbeda-beda menurut ISO rating yang digunakan. Dalam bahasa Inggris, pajanan semacam ini tidak disebut sebagai exposure, melainkan sebagai imposure atau dynamic range atau light value atau brightness value atau level of exposure. Keadaan tingkat visibilitas rendah disebut under-imposed, yang dapat terjadi karena over-exposed atau under-exposed

Jenis Lensa

Ngepost lg akhirnya,mau bantu kawan-kawan nih yang dapet tugas suruh jelasin apa aja jenis-jenis lensa kamera,sekalian buat yg mau tau dan belajar,ini diaaaa~


Kamera (khususnya DSLR) gak cuman punya satu kamera,terdapat banyak jenis lensa untuk mempermudah si fotografer untuk mengambil gambar.berikut ini jenis - jenis lensa


Lensa Cepat (Fast-Lens)


Lensa Cepat adalah Lensa dengan nilai tingkap tunggal yang merupakan nilai maksimumnya. Dengan tingkap tunggal.


Kenapa disebut "Lensa Cepat" ? Karena Lensa ini mempunyai bukaan diafragma yang besar,dibandingkan lensa lain yg memiliki bukaan diafragma kecil (contoh : bukaan diafragma pertama f/3.5). Lensa yang memiliki bukaan diafragma pertama f/1.8 , f/1.4 , f/1.2 sudah tergolong cepat,dan bahkan ada yg memiliki bukaan pertama sebesar f/0.95 , f/0,7 (Tergolong dalam Lensa - Lensa Tercepat). Kenapa disebut "Cepat" ? Karena jika apertur/bukaan diafragma yang digunakan lebih besar (dalam mengukur diafragma,angka semakin mengecil berarti bukaan diafragma makin membesar) , kecepatan shutter yg digunakan bisa lebih cepat,yang akhirnya "sangat" berguna terutama pada pencahayaan rendah,karena jika shutter speed dipercepat,gambar cenderung kurang cahaya.


Lensa Lambat


Digunakan untuk mengimbangi setting kecepataan bukaan rana sangat rendah di badan kamera.Lensa lambat berarti Lensa dengan Maksimum Aperture/bukaan diafragma yang kecil (contoh:bukaan pertama dari f/8)


Lensa Macro


"Macro" yg artinya dekat.Lensa macro adalah lensa yang di buat khusus untuk mengambil gambar dari jarak yg sangat dekat,sehingga mampu menangkap detail - detail pada suatu objek. Lensa macro memiliki suatu Rasio,ada yg 1:1 ,ada yg 2:1 ,ada juga yg 1:2 (yg dimaksut 1:1 adalah berukuran sama dengan aslinya,yg dibanding 2:1 adalah berukuran 2 kali lebih besar daripada aslinya,yg dimaksut 1:2 adalah berukuran 2 kali lebih kecil dari pada aslinya) .Lensa ini biasa dipakai untuk mengambil gambar serangga,sains,serat-serat bunga,dan product iklan dari jarak dekat
Contoh Lensa Macro
Lensa Fokus Tunggal (Fixed focus l
Adalah lensa dengan bidang fokus tunggal, biasanya disetel pada Jarak Hiperfokal. Lensa fokus tunggal didesain untuk mencapai jarak fokal yang maksimum sehingga kedalaman ruang dapat mencapai rentang dari jarak dekat hingga jarak terjauh (jarak hiperfokal).


Lensa Parfokal


Adalah sebuah lensa yang mempertahankan ketajaman bidang fokusnya walaupun terjadi perubahan panjang fokus lensa.


Lensa Fokus Halus 


Adalah sebuah efek pada fotografi yang disebabkan oleh blur akibat aberasi speris kanta. Sebuah lensa fokus halus didesain untuk menimbulkan efek blur tersebut namun tetap menjaga ketajaman setiap garis dari subyeknya. Efek soft focus yang ditimbulkan oleh lensa ini tidak sama dengan efek out of focus yang disebabkan posisi subyek di luar bidang fokus.


Lensa Sudut Lebar (Wide-Angle Lens)

Adalah lensa dengan panjang fokus lebih pendek daripada lensa normal, sesuai dengan ukuran bingkai citra pada bidang film pada kamera film, maupun dimensi sensor foto pada bidang fokal pada kamera digital.
Menurut standar fotografi, lensa normal adalah lensa yang mempunyai panjang fokus mendekati panjang diagonal bidang fokal. Lensa sudut lebar dengan panjang fokus yang lebih pendek akan memproyeksikan lingkaran citra yang lebih besar ke bidang fokal.

jarak fokus yang lebih pendek dan sudut pandang yang lebih lebar daripada lensa standar membuat lensa ini banyak digunakan oleh fotografer landscape dan jurnalis. Sebagian besar DSLR memerlukan jarak fokus yang lebih pendek untuk mendapatkan area pandang yang ekuivalen jika tidak memiliki sensor full frame


Lensa Telefoto


adalah lensa dengan konstruksi panjang yang lebih pendek daripada panjang fokusnya sehingga mengakibatkan pusat optis berada di luar badan lensa. Sebuah lensa tele dapat dikenali dengan adanya susunan kanta yang disebut telephoto group yang didesain untuk jarak fokus yang jauh. Telephoto group adalah kanta komposit yang ditemukan oleh Peter Barlow.


Semua lensa yg berjarak fokus lebih dari 50mm dikatakan sebagai lensa telefoto.Lensa telefoto pendek (antara 70mm sampai 120mm) dan Lensa Telefoto panjang (antara 135mm sampai 300mm atau lebih)


Lensa Mata Ikan (Fish-eye)


Adalah lensa sudut lebar dengan sudut pandang hemisperis yang sangat lebar. Lensa mata ikan pertama kali didesain dan dikembangkan guna kepentingan meteorologi untuk mempelajari barisan awan dan pertama kali disebut "whole-sky lenses", lensa mata ikan menjadi populer pada fotografi umum karena distorsi citranya yang khas.


Lensa ini tergolong sebagai jenis lensa wide-angle yang menimbulkan efek cembung pada objek.Objek akan terdistorsi dan terlihat membulat.Ada dua jenis lensa fisheye,yaitu circular dan diagonal.Circular akan menghasilkan foto berefek cembung dalam frame berbentuk lingkaran,dikelilingi area hitam. Jenis Diagonal adalah foto berefek cembung yang tampil penuh dalam foto
Contoh Lensa fish-eye




Lensa Variable


Adalah lensa yang tidak dapat mempertahankan bidang fokus pada saat terjadi perubahan panjang fokuskarena posisi bidang fokal juga ikut tergeser, sehingga diperlukan pemfokusan ulang setiap terjadi perubahan panjang fokus.

Panjang fokus dari lensa variabel tidak tunggal, tetapi dapat diubah-ubah pada rentang tertentu dari nilai minimum ke nilai maksimumnya. Ukuran lensa variabel sering ditentukan dengan rasio dari panjang fokus lensa yang terpanjang dan terpendek, misalnya sebuah lensa dengan panjang fokus 100mm ke 400mm, dijelaskan sebagai 4:1 atau "4x" zoom.


Dengan teknologi pengembangan lensa yang modern, degradasi mutu citra yang dihasilkan oleh lensa variabel, dibandingkan dengan lensa prima, sangatlah minim. Hal ini berbeda dengan sekitar 20 tahun yang lalu, ketika dengan pertimbangan untuk mempertahankan mutu citra, banyak fotografer profesional saat itu memilih untuk bekerja dengan tidak mengandalkan lensa variabel. Walaupun demikian, masih dikatakan bahwa hingga tahun 2009, belum ada lensa variabel dengan ukuran di atas 3x yang dapat menandingi lensa prima dalam hal mutu citra. Tentu hal ini bergantung juga pada kepiawaian seorang fotografer dalam mengatur cahaya, mempertahankan stabilitas kamera dari goncangan selama waktu pajanan dan olah digital.

Lensa Superzoom (Lensa Sapu Jagat)

Adalah lensa fotografi dengan faktor panjang fokus yang sangat besar, lebih besar dari 4x.Faktor panjang fokus dapat berkisar hingga 15x zoom pada kamera refleks lensa tunggal dan 26x pada kamera digital, hingga 100x pada kamera televisi profesional

Lensa Tetap (Prime Lens)

Adalah lensa dengan panjang fokus tunggal. Lensa tetap sering dikatakan mempunyai nilai lebih pada ketajaman hasil citra. Dengan ukuran yang lebih kecil, lensa tetap mempunyai bobot yang lebih ringan dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan lensa zoom pada mutu yang sama. Lensa prima juga mempunyai kelebihan pada kecepatan lensa dan dengan diameter tingkap yang besar (nilai bukaan yang kecil), sebuah lensa tetap menjadi lebih handal untuk digunakan pada pemotretan low light photography dan menimbulkan efek blur dengan kedalaman ruang yang rendah. 

Dalam bahasa Inggris, istilah prime dalam konteks lensa telah digunakan sebagai lawan kata zoom. Sebuah lensa prima dengan panjang fokus tunggal dan lensa zoom dengan panjang fokus variabel.

Lensa "Ambiguitas"

Istilah prime lens pada awalnya mempunyai arti lensa utama pada sebuah kombinasi sistem lensa. Ketika sebuah lensa digunakan bersamaan dengan misalnya teleconverter, lensa tersebut sering disebut prime lens yang berarti lensa yang utama, dan teleconverter sebagai komponen tambahan (en:auxiliary).

Beberapa pabrikan lensa seperti ARRI Media, ISCO Precision Optics, Schneider Kreuznach, Carl Zeiss, Canon masih memasarkan produk lensa variabel mereka dengan istilah variable prime sehingga dapat menimbulkan kesan seakan-akan produk tersebut berupa lensa parfokal.


Lensa Tilt-and-Shift

Cara pakai lensa ini sedikit berbeda dengan lensa lainnya.Lensa Tilt-and_shift biasa digunakan untuk pemotretan landscape dan arsitektur. Dengan lensa jenis ini,kita dapat mengontrol perspektif secara manual dan fleksibel.
Lensa dengan kemampuan tilt-and-shift dapat mengoreksi perspektif secara manual dimana pengelolaan perspektif dilakukan melalui lensa ,bukan sistem kamera atau software olah digital.Lensa ini biasanya memiliki pengatur di badannya

Fungsi "Shift: dari lensa di gunakan untuk mengontrol perspektif sedangkan fungsi "Tilt" dipakai untuk mengontrol ruang ketajaman.

Hampir semua vendor mengeluarkan lensa jenis ini,namun harganya mahal

Contoh Lensa Tilt-and-Shift

Lensa Baby

Adalah lensa yang dikeluarkan oleh produsen bernama LensBaby Studio di mana pengguna lensa dapat mengatur titik fokus dari objek yang dibidik secara manual.Caranya dengan mengelola lensa yang dapat dikontrol secara Fleksibel

Contoh Lensa Baby
Lensa Standart (Normal)

Dalam fotografi dan sinematografi, lensa normal adalah sebuah lensa yang memetakan citra yang nampak seperti perspektif pandang normal mata manusia. Pemetaan perspektif tersebut didapat karena panjang fokus lensa sebanding dengan jarak diagonal bidang fokal dengan sudut pandang diagonal sekitar 53 derajat.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Lensa_fotografi (Dengan Penambahan Kata yang Kurang lengkap)

Minggu, 24 Juli 2011

Modelling Outdoor (23/07/11 by Davidmics Photograph)

Mau share dikit guys hasil photosession kemaren :)
 Camera : Nikon D3100

Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/16
Speed : 1/25

 Camera : Nikon D3100

Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/16
Speed : 1/25

 Camera : Nikon D3100

Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/14
Speed : 1/25

 Camera : Nikon D3100

Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/14
Speed : 1/25

 Camera : Nikon D3100

Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/14
Speed : 1/25

Camera : Nikon D3100
Lens : 18-55mm VR
ISO : 400
Aperture : f/14
Speed : 1/25